Sejarah Desa

Sejarah Desa

1.Sejarah Desa

Mengingat Sejarah asal usul Desa Glapan dari kata bahasa jawa mak nglap atau saklapan adalah Identik dengan kehidupan seorang tokoh ( Suwargi MBAH JANIBAH ) pelarian pada waktu jaman Belanda. Sebagai seorang yang patuh dan taat pada ajaran agama islam beliau juga sangat gigih dalam berkarya dan bekerja, beliaulah yang pertama membuka hutan dan semak belukar , yang hutan tersebut dulunya setiap ada orang yang masuk hutan selalu hilang tak berbekas dalam sekejap (bahasa jawa mak nglap /saklapan ) oleh beliau di beri nama ngelapan sampai dengan Sekarang disebut Glapan,, dari grumbul-grumbul di babat dan dibersihkan untuk menjadi pemukiman dan areal pesawahan yang cukup luas meliputi yang merupakan cikal bakal Desa Glapan dan sekaligus Kepala desa yang pertama ,kemudian Mbah Bagong tahun s/d 1940 pada tahun 1940-1954 dilurahi oleh Mbah Nasirun ,pada tahun 1954 s/d 1959 di pimpin oleh kepala Desa Suratin . pada tahun 1959 -1968 kepala Desa Subandi ,untuk pertama kalinya di Desa Glapan di pimpin Kepala Desa PJS dari kepolisian yaitu Supardi . pada tahun 1972 diadakan piklades dengan calon 2 orang 1. Supardi ,2.Bambang Hermanto yang dimenangkan oleh Bambang Hermanto menjadi Kepala Desa samapai tahun 1980. Pada tahun 1980 diadakan Pilkades yang diikuti 3 calon 1. Sunarto ,2.Bambang Hermanto,dan 3.................. dimenangkan oleh Sunarto dan menjadi Kepala Desa sampai tahun 1988 .pada tahun 1998 Pilkades diikuti dua calon Yaitu 1.Puji Wiwoho dan 2.Siswanto dimenangkan oleh Siswanto dan pada Pilkades tahun 2007 – 2013 juga untuk kedua kalinya menjadi kepala Desa yang diikuti dua calon 1. Sarjono dan 2. Siswanto . Pada tahun 2013 Pilkades di ikuti 2 orang calon yaitu 1. Sri Endang Puji Lestari 2. Muh Tejo yang dimenangkan oleh Sri Endang Puji Lestari menjadi Kepala Desa perode 2013-2019 pada pilkades 2019 dikuti 2 peserta 1. Sri Endang Puji Lestari ,2 H Bambang Sukoco dan dimenangkan oleh H.Bambang Sukoco mwnjadi Kepala Desa Periode 2019-2025

Adapun Kepala Desa  yang pernah  menjabat :

Kepala Desa I : Mbah Janibah Tahun : 19... – 1940

Kepala Desa II        : Mbah Nasirun   Tahun : 1940 – 1954

Kepala Desa III       : Mbah Suratin  Tahun 1954 -1959

Kepala Desa IV       : Mbah Subandi Tahun 1959 – 1968

Kepala Desa V        : PJs Mbah Supardi  Tahun : 1968 – 1972

Kepala Desa VI       : Mbah Bambang Hermanto  Tahun :  1972 -1980

Kepala Desa VII      : Mbah Sunarto Tahun :1980 – 1988

Kepala Desa VII     : Mbah Siswanto  Tahun : 1999 – 2007

Kepala Desa VIII    : Mbah Siswanto  Tahun : 2007 – 2013

Kepala Desa VIII    : Sri Endang puji Lestari  Tahun : 2013 – 2019

Kepala Desa IX      : Bambang Sukoco Tahun 2019 – 2025

2.Legenda Desa

Pada zaman dahulu sebagian besar masyarakat Glapan mempunyai adat istiadat kepercayaan yaitu pada bulan-bulan tertentu mempercayai tidak diperkenankan punya hajat ( Pernikahan dan Khitanan ) terutama bulan syura kalau dilanggar akan membewa mala petaka.
Pada menjelang musim tanam membuat makanan berupa Kupat dan lepet , dan menjelang panen dibuatkan Tumpeng sego gureh (Nasi santan) dengan ayam Ingkung dikendurikan di sawah dengan harapan akan mendatangkan berkah.
Pada setiap bulan Syuran mengadakan Syuran dengan menyembelih Kambing kepalanya ditanam diperempatan jalan, dagingnya dimasak becek, sebagian kecil organ kambing diambil ditambah obo rampe komaran untuk sesaji, sore harinya diadakan kenduri.
Pada setiap Grumbul sedesa Glapan mengadakan Baritan ( Sedekah Bumi /Sadranan ), Wayangan dan Tayuban; Dan sekarang adat tersebut diadakan ditingkat desa untuk menghemat waktu dan biaya.
Kepercayaan penduduk Desa Glapan disetiap menjelang Khajatan baik Pernikahan maupun Sunatan calon penganten diharuskan ziaroh ( Resik ) kubur dan tempat yang dikeramatkan. Sehari sebelum Khajatan dilaksanakan tuan rumah harus memasang sesaji ( kucingan ) baik dirumah, pojok tarub, sumur dan tempat tempat keramat, tuan rumah juga mempercayakan sesepuh sebagai Goni ( Orang yang dianggap ampuh ) kalau tidak dilaksakan dikhawatirkan akan mendatangkan mala petaka.
Setiap ada orang meninggal sebelum dibawa kepemakaman sanak saudara almarhum supaya nylusup ( berjalan keliling 3 kali dibawah mayat yang sedang dipikul ) dipercayai agar tidak membayangi kehidupan mereka.